Alarm Clock

Selamat Datang

Senin, 25 Mei 2015


5 Ciri laki-laki shaleh yang “JANGAN” di tolak jika dia  melamarmu.


Setiap muslimah tentu mendambakan laki-laki yang shaleh lagi taat, taat ibadahnya, bagus akhlaknya serta indah tutur katanya, pandangan mata yang menyejukkan, setiap untaian katanya yang baik lagi berisi nasihat-nasihat yang indah. Memiliki kepedulian yang tinggi serta perhatian, setiap wanita tentu memimpikan bertemu dengan laki-laki seperti ini sebagai pendamping hidupnya. Sebagai calon ayah bagi anak-anaknya, sebagai calon imam yang akan memimpin dan membimbingnya sampai ke syurga kelak.

Kebingungan yang sering muncul bagi setiap muslimah adalah bagaimana cara mendeteksi atau melihat laki-laki tersebut baik atau tidak, bagaimana mengenali ciri-cirinya. Banyak yang kelihatannya shaleh namun setelah menikah sifat aslinya menunjukkan jauh dari keshaleh-annya, banyak yang tampak diluar baik namun ketika setelah menikah terlihat sangat terbalik sekali dengan sifat awal yang dikenal, penyesalan di akhir tentu hal yang tidak diinginkan oleh semua wanita, tidak mau kalau pernikahan yang dia dambakan adalah sebuah kebahagiaan namun berujung pada penyesalan karena mendapatkan laki-laki yang jauh dari harapannya.

Berikut kami akan bagikan 5 ciri laki-laki shaleh yang in sya Allah baik, taat serta cocok dihati.

1. Baik hubungannya dengan Allah SWT

Ciri pertamanya adalah memiliki hubungan yang baik dengan Allah SWT, bisa terlihat dari ibadahnya kepada Allah, shalat tepat waktu, mengerjakan amalan-amalan sunnah, ingin selalu dekat dengan Allah bisa dilihat dari kualitas dan kuantitasnya dalam berinteraksi dengan Al-quran. Selalu menjaga diri dari perbuatan-perbuatan tidak baik seperti menundukkan pandangannya pada wanita, menjaga pergaulannya dengan wanita, menjaga harta dan memastikan setiap harta yang dia nikmati adalah harta yang halal, didapat dari sumber yang halal serta cara yang halal pula.

2. Baik hubungannya dengan orang tuanya khususnya ibu

Ciri kedua yang dimiliki laki-laki shaleh adalah memiliki hubungan baik dengan ibunya, selalu taat dan patuh pada ibunya, selalu berbakti pada ibunya, memiliki kedekatan khusus dengan ibunya.

3. Baik dan perhatian pada anak-anak

Ciri yang ketiga adalah memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap anak-anak kecil, sensitive ketika melihat anak-anak dan secara refleks ingin bermain dengan anak-anak yang dilihatnya, menggendong anak-anak yang dilihatnya. Rasa ini muncul tanpa disengaja, tapi memang sudah ada dalam dirinya. Ini sangat penting karena mencari suami adalah mencari calon ayah bagi anak-anakmu, maka pastikanlah ia orang yang memiliki kepedulian terhadap anak kecil, sebagaimana Rasulullah SAW yang berhenti dan bahkan turun dari untanya ketika melihat anak kecil.

4. Baik hubungan sosial dan kemasyarakatannya

Berumah tangga adalah proses yang komplit, mempertemukan dua insan yang berbeda, mempertemukan dua keluarga yang berbeda dan juga mempertemukan dengan kehidupan serta lingkungan yang baru. Hidup bertetangga adalah salah satu hal yang akan dijalani oleh setiap keluarga. Maka kemampuan menjalin hubungan sosial kemasyakaratan adalah hal penting yang mesti dimiliki oleh sang suami sebagai kepala rumah tangga, bisa membaur dengan lingkungan sekitar, turut dan ikut serta kegiatan-kegiatan kemasyarakatan di sekitarnya seperti kerja bakti, pengajian, saling menolong dan membantu dalam suka duka.

5. Baik hubungannya dengan uang

Uang, ia memang bukanlah segala-galanya, akan tetapi untuk mendapatkan segala-galanya butuh yang namanya uang. Tak sedikit rumah tangga yang bubar, hancur berantakan berujung pada perceraian hanya gara-gara uang, apakah karena uang yang sedikit , suami yang tidak bisa mencari uang, atau mungkin kehidupan yang terlalu boros tidak seimbang antara pengeluaran dan pemasukan sehingga menyebabkan berhutang sana-sini.

Kemampuan berhubungan baik dengan uang adalah kemampuan wajib yang mesti dimiliki seorang suami, mampu mencarinya dengan cara dan sumber yang halal, serta mampu juga mengatur pengeluaran, pemasukan serta pengelolaan investasi untuk masa depan. Baik hubungannya dengan uang bukan berarti ia kaya raya dan memiliki banyak uang, akan tetapi ia mampu menggunakan uang, menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran, mengatur emosi untuk memilih antara suatu kebutuhan dengan yang hanya keinginan.

Ya, kurang lebih itulah 5 ciri laki-laki shaleh yang jika ia datang melamarmu jangan kamu tolak, tips lain agar mudah bertemu dengannya maka pantaskan jugalah diri seperti apa ciri-cirinya, karena jodoh adalah cerminan dirimu. Mungkin muncul lagi pertanyaan dari kaum muslimah, bagaimana cara mengetahui laki-laki yang memiliki 5 ciri diatas?, In syaa Allah akan kita bahas dalam waktu dekat.

sumber: http://www.elmina-id.com/
sumber foto: ngaturjiwo.blogspot.com

Kamis, 21 Mei 2015


Indahnya menikah tanpa pacaran, ketika berulang kali kami menyampaikan hal ini, bahkan menuliskan buku tentang ini tak sedikit di antara para remaja, anak muda terlebih yang masih “jomblo” mengecam, beragam pertanyaan dan pernyataan muncul beberapa diantaranya seperti berikut :
“Mungkinkah menikah tanpa pacaran di zaman sekarang?”
“Bagaimana mau kenal semua sifat calon pasangan kita jika tidak pacaran?”
“Akankah menikah tanpa pacaran akan bahagia?”
“Bagaimana jika kita tidak mencintai orang yang kita nikahi?”
“Menikah tanpa pacaran?, kayaknya susah deh”
“Menikah tanpa pacaran?, gimana caranya?”
“Memang kenapa gak boleh pacaran?”
“Apakah ada masalah dengan pacaran?”
Serta beragam lagi pernyataan dan pertanyaan serupa yang intinya adalah ragu, tidak percaya dan merasa mustahil dengan konsep indahnya menikah tanpa pacaran. Bagi anda yang mungkin juga merasa bingung tentang hal ini, in syaa Allah pada tulisan kali ini kita akan mengupas menikah tanpa pacaran.
Kenapa tidak boleh pacaran?
Benar tidak semua pacaran berujung pada perzinaan, tapi semua perzinaan berawal dari pacaran (kecuali prostitusi), jadi bisa kita simpulkan kalau pacaran adalah gerbang utamanya zina, melakukan aktivitas pacaran adalah satu langkah menuju kepada perzinaan, di awali dengan zina-zina kecil seperti zina hati ketika mengingat pacar melebihi kita mengingat Alla, zina mata ketika berte.mu dan pandangan-pandangan yang menggetarkan hati serta syahwat, zina fisik seperti tangan ketika saling pegangan, ketika berpelukan sampai dengan aktivitas-aktivitas zina lainnya hingga zina yang paling besar dan paling Allah murkai.
“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’: 32)
Semuanya berawal dari hati, awalnya memang sekedar ketemu dan ngobrol biasa, berlanjut mencoba saling pegang, memang tidak dirasa , tidak disangka tapi ya begitulah syetan menggoda hingga akhirnya tergadailah kehormatan, yang tersisa hanya penyesalan.
Ini dalah dasar utama  kenapa pacaran tidak dibolehkan dalam islam karena isinya dari ilir sampai ke hulu maksiat, capek hati, capek pikiran dan berujung kekecewaan baik itu ketika tergadai harga diri atau diputus dan ditinggal atau mungkin dikhianati cintanya, ya, intinya sama, sama-sama kecewa. Sementara sekecil-kecilnya maksiat pacaran adalah zina hati, mustahil rasanya jika orang yang pacaran bisa terbebas dari zina yang satu ini, karena pacaranpun dimulai karena keterpautan hati.
Menikah tanpa pacaran? mungkinkah?
Jawabannya adalah sangat mungkin sekali, bahkan akan jauh lebih indah, indah karena sebab memulai sebuah jalinan rumah tangga dengan jalan yang Allah dan Rasulnya ridhoi, Menikah tanpa pacaran memang tidak akan menjamin pernikahanmu bahagia, sukses, langgeng, tidak sama-sekali. Akan tetapi dengan menikah tanpa pacaran anda telah memulai sebuah pernikahan dengan cara yang Allah ridhoi, jika dimulai dengan jalan kebaikan In syaa Allah akhirnyapun akan baik. Akan tetapi setelah menikah tanpa pacaran pernikahan akan berjalan plong damai, tidak tentunya, karena menjalani rumah tangga, butuh ilmu lagi, butuh bekal maka belajarlah untuk menghadapinya.
Permasalahan yang muncul ketika ingin menikah tanpa pacaran adalah bagaimana mengenal pasangan, tentu dengan menikah tanpa pacaran kita tidak bisa mengenali semua sifat calon pasangan kita, lha emang dengan nikah lewat pacaran bisa kenal semua sifat calon pasangan?, enggak juga kan?. Nah ini yang perlu kita luruskan lagi, semua orang berpendapat kalau menikah kita mesti kenal semua tentang calon pasangan kita, kami katakan ini tidak akan bisa artinya mustahil, karena mengenal pasangan itu adalah proses yang panjang dan sejatinya proses mengenal calon pasangan itu adalah setelah akad pernikahan, setelah hidup bersama, itulah sejatinya proses pengenalan.
Lalu awal menikah bagaimana?, awal menikah tak perlu anda tau semua sifat dan karakternya karena itupun mustahil dilakukan, tapi cukup kenal sebagaimana Rasulullah mengajarkan kita :
“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.”(HR. Bukhari-Muslim)
Iya begitulah Rasulullah mengajarkan pada kita, dalam menikah kita cukup mengetahui hartanya, kedudukannya, parasnya dan karena agamanya. Namun disini Rasulullah menekankan agar menikah karena agamanya. Jadi hal penting dan utama yang perlu kita ketahui adalah Agama calon pasangan kita, ketaatannya pada Allah dan Rasulnya, Akhlaknya. Ketika kita sudah menikah dengan yang memiliki keimanan dan ketakwaan maka yakinlah orang yang menikah karena takwa pada Allah tentu dia akan melayani pasangannya sebagai bentuk dari ketakwaannya menjalankan perintah Allah, dia mencintai pasangannya semata mengharap ridho Allah. Menerima kelebihan pasangannya serta melengkapi kekurangan pasangannya, bersyukur atas semua kesempurnaannya dan bersabar menerima hal-hal yang belum sempurna, itulah sejatinya pernikahan saling menyempurnakan bukan saling menuntut kesempurnaan. Yang mana hal ini tentu hanya akan dicapai dengan baiknya iman serta indahnya takwa pada Allah SWT.

sumber: http://www.elmina-id.com/indahnya-menikah-tanpa-pacaran/

Sabtu, 16 Mei 2015

Semakin kesini pergaulan antara wanita dan pria semakin bebas, semakin tak ada batas ditambah dengan kondisi yang tidak memperhatikan sama sekali batasan-batasan antara laki-laki dan wanita, apakah itu disekolah, kampus, tempat kerja, dan tempat aktivitas lainnya. Realita di negeri kita ini adalah ketika wanita-wanita dinegeri khususnya muslimah mulai merasa bangga dengan mengikuti pergaulan gaya barat.
Kerja bareng, nongkrong bareng antara laki dan perempuan sudah menjadi realita kehidupan hari ini, bercanda yang berlebihan tanpa mengenal batas-batasannya, bepergian dengan lawan jenis tanpa melihat bagaimana islam mengaturnya serta tidak memandang lagi batas waktu. Sudah menjadi suatu hal yang biasa jika hari ini kita lihat laki-laki dan wanita kerja satu ruangan tanpa sekat, jalan berdua-duaan atau lebih hingga larut malam, bahkan ada juga yang sampai menginap disuatu tempat bareng dengan dalih urusan kerja, liburan, belajar kelompok dan berbagai macam dalih lainnya.
Pada kesempatan kali ini kita tidak akan membahas bagaimana dampak dan efeknya, tapi kita akan lebih fokus bagaimana islam menjaga dan mengatur pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Untuk itu saya mengajak sahabat semua untuk menelaah serta memahami ini dengan kaca mata yang benar-benar bersih dari hawa nafsu, dari ego pribadi yang pada ujungnya akan membuahkan pembenaran serta menyalahkan.
Adanya aturan yang menjaga hubungan antara laki-laki dan wanita juga bukan berarti merendahkan atau melemahkan salah satu darinya. Tapi justru hal ini untuk menjaga serta melindungi kehormatan wanita, laki-laki dan perempuan itu berbeda sebab itulah aturan-aturan untuk menjaga hubungan diantara keduanya.
Islam melarang ikhtilat dan memisahkan antara laki-laki dengan perempuan dalam berbagai aktivitasnya, melarang berkhalwat (berduaan), serta menundukkan pandangan.  Namun makin kesini nilai-nilai makin hilang dalam pergaulan islam, berkhalwat dan ikhtilat seolah-olah sudah menjadi hal biasa saja, saling bersentuhan antara laki-laki dan perempuan.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah merekamenahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, ……”.(QS.An-Nuur(24):30-31).
Dari Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, Rasulullah saw. Bersabda (yakni meriwayatkan dari Rabb-nya)
“Pandangan itu anak panah beracun dari anak-anak panah iblis. Barangsiapa yang menghindarinya karena takut kepada-Ku, Aku akan menggantinya dengan iman yang akan ia dapatkan manisnya keimanan didalam hatinya (HR.At-Thabrani dan Al-Hakim)
Dalam hadits lain Rasulullah menyampaikan :
“Sungguh kepala salah seorang dari kalian tertusuk potongan besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal bagi dirinya.” (HR.Thabrani dan Al-Baihaqi)
Menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan tentu akan menjadi ujian tersendiri bagi kita hari ini, terlebih dengan kondisi dan situasi yang sangat tidak memungkinkan. Tapi yakinlah wahai saudara/riku selama ada niat dalam dirimu untuk berubah, berhijrah dan mengikuti bagaimana islam mengatur pergaulan laki-laki perempuan InsyaAllah Allah akan mudahkan. Di awal-awal mungkin kita akan dicap eksklusif, tidak mau bergaul, sombong dan lain sebagainya. Akan tetapi jika kita melalui dengan penuh ke-ikhlasan InsyaAllah ocehan-ocehan sumbang tersebut akan menjadi penguat keimanan dan ketakwaan kita. Semoga Allah mudahkan setiap ikhtiar kebaikan kita.
sumber : http://www.elmina-id.com/beginilah-semestinya-laki-laki-dan-wanita-bergaul/

Senin, 11 Mei 2015

MENUTUP aurat merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan untuk seorang muslim, terlebih muslim yang sudah baligh.
Sebagian beranggapan bahwa yang terbuka auratnya menjadikan seseorang terlihat seksi dan bagus. Namun bagi sebagian muslim anggapan seperti sudah dikategorikan muslim yang tidak beriman.
Contoh halnya wanita sering membanggakan mahkota kepala atau rambutnya, wanita juga lebih senang melihatkan kulit nya yang putih dan bersih sebagai kepercayaan diri untuk tampil sebagai seorang yang cantik.
Namun itu semua hanya kecantikan sementara yang akan menghilang ketika kita sudah berada pada usia tua atau lansia. Pilihan seseorang untuk menutup atau pun tidak, kembali kepada keimanannya masing-masing.
Lelaki muslim sepatutnya menutup aurat dari bagian lutut sampai pusar, sedangkan bagi wanita menutup aurat dari bagian kepala sampai ujung kaki kecuali wajah dan telapak tangan.

Adapun bagian-bagian yang harus diperhatikan dalam menutup aurat, di antaranya :
1. Bulu Kening.
Menurut Imam Bukhari: Rasullulah melaknat perempuan yang mencukur atau menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu keningnya.” (Riwayat Abu Daud Fi Fathul Bari.)

2. Kaki (tumit kaki).
“Dan janganlah mereka (perempuan) memhentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.” (QS: An-Nur: 31)

3. Wewangian.
“Siapa saja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zina.” (Riwayat Nasaii, Ibnu Khuzaimah dan Hibban)

4. Dada.
“Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi dada-dada mereka.” (QS: An-Nur:31)
5. Gigi.
“Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya.” (Riwayat At-Thabrani)
“Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang mengubah ciptaan Allah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
6. Muka dan Tangan.
Asma Binti Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan memakai pakaian yang tipis. Sabda Rasullulah: “Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaid tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja.” (Riwayat Muslim dan Bukhari).
7. Tangan.
“Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya.” (Riwayat At Tabrani dan Baihaqi).
8. Mata.
“Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebagian dari pandangannya.” (QS: An-Nur : 31)
Sabda Nabi Muhammad SAW: “Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pandangan yang pertama, pandangan seterusnya tidak dibenarkan.” (Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).
9. Mulut (suara).
“Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik.” (QS: Al Ahzab: 32)
Sabda Nabi Muhammad SAW: “Sesungguhnya akan ada umatku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain, Yaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (musik) dan penyanyi perempuan, maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi.” (Riwayat Ibnu Majah).
10. Kemaluan.
“Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka. “(QS: An-Nur : 31).
“Apabila seorang perempuan itu sembahyang lima waktu, puasa dibulan Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya.” (Riwayat Al Bazzar).
“Tiada seorang perempuan pun yang membuka pakaiannya bukan di rumah suaminya, melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah.” (Riwayat Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Majah).
11. Pakaian.
“Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan dihari akhirat nanti.” (Riwayat Ahmad, Abu Daud, An Nasaii dan Ibnu Majah)
“Sesungguhnya sebilangan ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
“Hai nabi-nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka memakai baju jilbab (baju labuh dan longgar) yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali. Lantaran itu mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: Al Ahzab : 59)
12. Rambut.
“Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Begitulah bagian-bagian yang harus diperhatikan oleh kita selaku muslim, agar tetap dalam keteguhan dan kita tidak termasuk ke dalam golongan neraka. []
Sumber: listiamank.heck.in

Sabtu, 02 Mei 2015




“Dunia ini adalah perhiasan/kesenangan dan sebaik-baik perhiasan/kesenangan dunia adalah wanita sholehah”(HR.Muslim:3649,Nasai,Ibnu Majah)
Istimewanya wanita adalah Allah ciptakan ia sebagai pribadi yang indah dan menarik, bak bunga yang selalu menawan, sebagai penenang jiwa dan juga penyejuk mata. Rasulullah bersabda kalau wanita shaleha adalah sebaik-baiknya perhiasan / kesenangan dunia. Ya, wanita adalah keindahan dunia,
Ketika bicara perhiasan maka kata yang selalu terpikir oleh kita tentu adalah indah, bagus dan cantik. Ya, pada intinya semua wanita adalah cantik, semua wanita adalah keindahan, semua wanita adalah perhiasan. Namun perlu diingat Rasulullah menitik beratkan disini sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita yang sholeha. Wanita shaleha tentu adalah wanita yang Taat pada perintah Allah SWT, mengutamakan ketakwaan dan keimanan pada Allah diatas segala-galanya, ia adalah yang pandai menjaga diri, menjaga malunya dan juga menjaga nama baik keluarganya.
Al Imam Ath Thabrani meriwayatkan sebuah hadits dari Ummu Salamah, bahwa ia Radhiyallahu’Anha berkata, “Ya Rasulullah, jelaskanlah padaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli…”
Beliau menjawab, “bidadari yang kulitnya bersih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilau bak sayap burung nasar.”
Aku (ummu salamah) berkata lagi, “Jelaskanlah padaku Ya Rasulullah, tentang firmannya : Laksana mutiara yang tersimpan baik (Al Waqi’ah 23)..”
Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tak pernah tersentuh tangan manusia…”
Aku bertanya, “Ya Rasulallah, jelaskanlah kepadaku tentang firmannya : Didalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik (Ar Rahman 70)..!
Beliau menjawab, “Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita.”
Aku bertanya lagi, “Jelaskanlah padaku firman Allah : Seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan baik.” (Ash Shaffat 49)..”
Beliau menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada bagian dalam telur dan terlindung dari kulit bagian luarnya, atau yang biasa disebut putih telur
Aku bertanya lagi, “Ya Rasulullah,jelaskan padaku firman Allah: Penuh cinta lagi sebaya umurnya (Al Waqi’ah 37) ..!
Beliau menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia dalam usia lanjut dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Allah menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi, dan umurnya sebaya.”
Aku bertanya, “Ya Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukan bidadari yang bermata jeli?”
Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari seperti kelebihan apa yang nampak dari apa yang tidak terlihat.”
Aku bertanya, “Mengapa wanita-wanita dunia lebih utama dari bidadari?”
Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, “Kami hidup abadi dan tidak mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Kami ridha dan tak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.”
Aku berkata, “Ya Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan merekapun masuk surga. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?”
Beliau menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu diapun memilih siapa di antara mereka yang paling baik akhlaqnya. Lalu dia berkata, “Rabbi, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya…”
…Wahai Ummu Salamah, akhlaq yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.” (HR At Thabrani)
Begitulah bagaimana istimewanya seorang muslimah yang shaleha, baik budi pekertinya serta bagus tingkah lakunya, indah tutur katanya. Kecantikannya tidak hanya yang tampak di wajah dan tubuhnya, tapi kecantikannya tersimpan dengan baik dibalik hijabnya, cantik karna hijabnya.
sumber: http://www.elmina-id.com/kamu-cantik-cantik-cantik-karna-hijabmu/

Kamis, 23 April 2015

Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi Pada Hari Jum'at



Oleh: Badrul Tamam

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.

Hari Jum’at merupakan hari yang mulia. Bukti kemuliaannya, Allah mentakdirkan beberapa kejadian besar pada hari tersebut. Dan juga ada beberapa amal ibadah yang dikhususkan pada malam dan siang harinya, khususnya pelaksanaan shalat Jum’at berikut amal-amal yang mengiringinya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ 
"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. . . . " (HR. Abu Dawud, an Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dari hadits Aus bin Aus)

Amal Khusus di Hari Jum'at
Pada dasarnya, tidak dibolehkan menghususkan ibadah tertentu pada malam Jum’at dan siang harinya, berupa shalat, tilawah, puasa dan amal lainnya yang tidak biasa dikerjakan pada hari-hari selainnya. Kecuali, ada dalil khusus yang memerintahkannya. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda;

لَا تَخُصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِي ، وَلَا تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ الْأَيَّامِ ، إلَّا أَنْ يَكُونَ فِي صَوْمٍ يَصُومُهُ أَحَدُكُمْ
Janganlah menghususkan malam Jum’at untuk mengerjakan shalat dari malam-malam lainnya, dan janganlah menghususkan siang hari Jum’at untuk mengerjakan puasa dari hari-hari lainnya, kecuali bertepatan dengan puasa yang biasa dilakukan oleh salah seorang kalian.” (HR. Muslim, al-Nasai, al-Baihaqi, dan Ahmad)

Membaca Surat Al-Kahfi
Salah satu amal ibadah khusus yang diistimewakan pelakasanaannya pada hari Jum’at adalah membaca surat Al-Kahfi. Berikut ini kami sebutkan beberapa dalil shahih yang menyebutkan perintah tersebut dan 
keutamaannya.

1. Dari Abu Sa'id al-Khudri radliyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

    مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

    "Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)

    2. Dalam riwayat lain masih dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu 'anhu,

      مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَآءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

      "Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum'at." (HR. Al-Hakim: 2/368 dan Al-Baihaqi: 3/249. Ibnul Hajar mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan.” Beliau menyatakan bahwa hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)

      3. Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

        مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

        Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.
        Al-Mundziri berkata: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan isnad yang tidak apa-apa. (Dari kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)”


        Kapan Membacanya?

        Sunnah membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada hari Jum’atnya. Dan malam Jum’at diawali sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis. Kesempatan ini berakhir sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.

        Imam Al-Syafi'i rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa membaca surat al-Kahfi bisa dilakukan pada malam Jum'at dan siangnya berdasarkan riwayat tentangnya. (Al-Umm, Imam al-Syafi'i: 1/237).

        Mengenai hal ini, al-Hafidzh Ibnul Hajar rahimahullaah mengungkapkan dalam Amali-nya: Demikian riwayat-riwayat yang ada menggunakan kata “hari” atau “malam” Jum’at. Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud “hari” temasuk malamnya. Demikian pula sebaliknya, “malam” adalah malam jum’at dan siangnya. (Lihat: Faidh al-Qadir: 6/199).

        DR Muhammad Bakar Isma’il dalam Al-Fiqh al Wadhih min al Kitab wa al Sunnah menyebutkan bahwa di antara amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam dan hari Jum’at adalah membaca surat al-Kahfi berdasarkan hadits di atas. (Al-Fiqhul Wadhih minal Kitab was Sunnah, hal 241).

        Kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.

        Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jum’at

        Dari beberapa riwayat di atas, bahwa ganjaran yang disiapkan bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada siang harinya akan diberikan cahaya (disinari). Dan cahaya ini diberikan pada hari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua telapak kakinya sampai ke langit. Dan hal ini menunjukkan panjangnya jarak cahaya yang diberikan kepadanya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

        يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ

        Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (QS. Al-Hadid: 12)

        Balasan kedua bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at berupa ampunan dosa antara dua Jum’at. Dan boleh jadi inilah maksud dari disinari di antara dua Jum’at. Karena nurr (cahaya) ketaatan akan menghapuskan kegelapan maksiat, seperti firman Allah Ta’ala:

        إن الحسنات يُذْهِبْن السيئات

        Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Huud: 114)


        Surat Al-Kahfi dan Fitnah Dajjal

        Manfaat lain surat Al-Kahfi yang telah dijelaskan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah untuk menangkal fitnah Dajjal. Yaitu dengan membaca dan menghafal beberapa ayat dari surat Al-Kahfi. Sebagian riwayat menerangkan sepuluh yang pertama, sebagian keterangan lagi sepuluh ayat terakhir.

        Imam Muslim meriwayatkan dari hadits al-Nawas bin Sam’an yang cukup panjang, yang di dalam riwayat tersebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,  “Maka barangsiapa di antara kamu yang mendapatinya (mendapati zaman Dajjal) hendaknya ia membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi.

        Dalam riwayat Muslim yang lain, dari Abu Darda’ radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.” Yakni dari huru-haranya.

        Imam Muslim berkata, Syu’bah berkata, “Dari bagian akhir surat al-Kahfi.” Dan Hammam berkata, “Dari permulaan surat al-Kahfi.” (Shahih Muslim, Kitab Shalah al-Mufassirin, Bab; Fadhlu Surah al-Kahfi wa Aayah al-Kursi: 6/92-93)

        Imam Nawawi berkata, “Sebabnya, karena pada awal-awal surat al-Kahfi itu tedapat/ berisi keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka orang yang merenungkan tidak akan tertipu dengan fitnah Dajjal. Demikian juga pada akhirnya, yaitu firman Allah:

        أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ

        Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? . . .” QS. Al-Kahfi: 102. (Lihat Syarah Muslim milik Imam Nawawi: 6/93)


        Penutup

        Dari penjelasan-penjelasan di atas, sudah sepantasnya bagi setiap muslim untuk memiliki kemauan keras untuk membaca surat Al-Kahfi dan menghafalnya serta mengulang-ulangnya. Khususnya pada hari yang paling baik dan mulia, yaitu hari Jum’at. Wallahu Ta’aa a’lam. [PurWD/voa-islam.com]

        Selasa, 21 April 2015

        I Care U, I Love U Because Allah

        “Selalu wasiatkan kebaikan pada para wanita. Karena mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok dari jalinan tulang rusuk ialah tulang rusuk bagian atas. Jika kalian paksa diri untuk meluruskannya, ia akan patah. Tetapi jika kalian mendiamkannya, ia akan tetap bengkok. Karena itu, wasiatkanlah kebaikan pada para wanita.” (HR Al Bukhari, dari Abu Hurairah)
        Cinta itu tumbuh dari mata turun ke hati, diolah oleh hati menjadi rasa simpati, rasa peduli, di gerakkan oleh raga untuk memberikan pengorbanan. Dan ada juga pepatah lain mengatakan “Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, tak cinta maka tak ada pengorbanan”. Logikanya menurut pepatah diatas adalah cinta itu hadir dan bersemi ketika melihatnya dan lalu mengenalinya. Nah, sementara kita, bersuapun mungkin belum pernah, apalagi sampai berkenalan. Tapi bagaimana saya bisa mengatakan “I care U, I Love U Because Allah” pada anda semua?

        Ketika berbicara tentang wanita maka kita akan bicara tentang peradaban, kenapa?, karena dari rahimnyalah akan dilahirkan generasi-generasi penerus peradaban islam ini. Karena ia akan menjadi ibu yang akan merawat, mendidik, dan menanamkan nilai-nilai Islam pada anak-anaknya nanti. Berat memang tanggung jawabnya.

        Disisi lain wanita diuji dengan berbagai ujian dunia yang tak henti-hentinya. Mulai dari serangan pemikiran yang telah mengubah mindset para wanita muslimah kalau kecantikan adalah segala-galanya. Kecantikan wajah, penampilan adalah hal yang nomor satu. Maka berlomba-lombalah saudari-saudari kita ini untuk mempercantik tampilannya, mencari bagaimana cara agar rambutnya hitam berkilau, merah kekuning-kuningan dan warna-warni lainnya. Selalu disibukkan untuk berusaha memutihkan kulit wajahnya, karena lagi-lagi mindset yang ditanamkan dipikiran mereka adalah cantik itu sama dengan putih, kalau orang putih maka ia cantik. Kalau tidak putih maka tidak cantik. Ratusan dan mungkin hingga jutaan rupiah dihamburkan untuk memutihkan kulitnya lagi-lagi dengan alasan tampil cantik.

        Ketika cantik diidentikkan dengan tubuh kurus dan lansing maka tak sedikit pula para wanita yang menyiksa dirinya dengan mengurangi makan dan aktivitas-aktivitas aneh lainnya agar tampil lansing dan seksi.
        Dari sisi tampilan wanita muslim terpengaruh untuk tampil dengan pakaian-pakaian ala barat, pakaian ala kadarnya, yang kelihatan sana-sini, pakaian serba ketat yang membentuk lekuk tubuh. Mereka ikuti itu semua dengan dalih mengikuti trend, gaul dan biar tidak dikatakan ketinggalan zaman.

        Menjadikan wanita sebagai “alat promosi” yang ampuh oleh sebagian pengusaha-pengusaha dinegeri ini adalah hal lain yang cukup menyedihkan. Lebih menyedihkan lagi ternyata sebagian dari pengusaha-pengusaha tersebut adalah muslim.  Adalah suatu hal yang membuat saya gerah ketika kecantikan wanita dijadikan pajangan untuk meraup keuntungan dunia, kemolekan wanita hanya dijadikan magnet mata laki-laki agar menoleh melihat produk-produknya. Padahal kalau kita fikir-fikir banyak produk yang tidak memiliki hubungan sama sekali dengan wanita tapi yang dijadikan bintang iklannya wanita dengan pakaian-pakaian terbuka sana-sini. Dan yang jauh lebih menyedihkan lagi adalah ketika itu menjadi suatu kebanggaan bagi para wanita yang menjadi modelnya. Naudzubillahi.

        Karena alasan-alasan itulah, kami peduli dan mencintai saudari-saudari semua tentunya cinta karena Allah, cinta karena sama-sama Umat Rasulullah SAW. Karena itu jugalah kita saling menasihati, kita saling mengingatkan tentang kebenaran dan kesabaran.
        I Care U, I Love U Because Allah semestinya juga terbersit dalam setiap hati umat muslim, agar merasa peduli akan saudara-saudari seimannya. Tidak bersikap apatis dan merasa antipati dengan kondisi saudara-saudarinya, merasa telah selamat jika sudah menjadi shaleh sendiri secara pribadi. Semoga Allah jauhkan kita dari yang model begini.

        sumber: http://www.elmina-id.com/i-care-u-i-love-u-because-allah/

        :: I Care U, I Love U Because Allah::

        Jangan Menghamburkan Uang Untuk Hal Yang Gak Penting

        Di antara gejala-gejala Taraf (kemewahan) ialah Israf (berlebih-lebihan). Israf artinya berlebih-lebihan dalam membelanjakan harta serta menghambur-hamburkannya untuk hal-hal yang tak perlu, sehingga menghalang-halangi orang yang berhak memakainya. Sebagai akibat dari perbuatan ini, maka kemelaratan dan kemiskinan akan melanda golongan orang-orang yang hidup sederhana, terutama rakyat jelata yang berpenghasilan kecil. Dari meratanya kemiskinan ini akan timbul rasa dengki dan iri hati dari kalangan rakyat jelata terhadap orang-orang kaya, sehingga segala bentuk kejahatan tumbuh subur. 
         Islam berpandangan bahwa harta kekayaan yang dimiliki setiap individu adalah milik masyarakat. Karena pada asalnya harta tersebut adalah milik Allah, kemudian dititipkan kepada manusia, agar dimanfaatkan olehnya dan oleh orang-orang yang berada di sekitarnya untuk tujuan kebajikan. 
        Hal inilah yang telah dijelaskan oleh Al-Qur’an dalam ayat-ayat berikut : “Dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu”. (Q.S. 24 : 33). “Dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya”. (Q.S. 57 : 7). 
        Berlebih-lebihannya orang kaya dalam membelanjakan harta serta menghambur-hamburkan uangnya untuk hal-hal yang tidak dibenarkan oleh agama, berarti merusak keadaan masyarakat secara keseluruhan. Karena harta adalah tulang punggung bagi masyarakat dan sumber kekuatan mereka. Dengan harta, bisa didirikan pabrik-pabrik yang mampu menampung tenaga kerja. Dengan harta, tanah bisa digarap untuk pertanian. Dengan harta suatu bangsa dapat memperoleh guna melindungi mereka, dan lain sebagainya yang bisa meningkatkan kesejahteraan bangsa. 
        Oleh karena itu, Islam memerintahkan agar para penguasa mengawasi cara pembelanjaan rakyat, jangan sampai menghambur-hamburkan uang yang akan mengakibatkan kesengsaraan masyarakat. Allah mensifati orang yang suka menghambur-hamburkan hartanya sebagai orang yang safih(idiot); di samping kekayaannya harus diatur sedemikian rupa. 
        Allah telah berfirman : “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik”. (QS. 4 : 5). 
        Kesimpulan ayat tersebut mengandung dua pengertian. Pertama harta orang yang belum sempurna akalnya ialah harta umat. Yang kedua harta tersebut tidak boleh diserahkan kepadanya seluruhnya dan pembelanjaannya harus diatur. 
        Gejala berlebih-lebihan ini sekarang sudah menjadi model bagi segenap lapisan masyarakat yang terdiri dari golongan orang-orang kaya atau orang-orang kelas menengah. 
        Dalam kelas tinggi, kejadian penghambur-hamburan ini sering kita baca di harian-harian. Salah satu di antaranya ialah apa yang diceritakan oleh Harian ‘An-Nahar’ Lebanon tanggal 31-12-1974 yang isi beritanya sebagai berikut : 
        “Seorang lelaki yang memakai setelan jas warna gelap mengalami kekalahan judi sebanyak sejuta dollar selama semalam. Dan tiga orang lainnya mengalami kekalahan pula sebanyak lebih dari tiga orang lainnya mengalami kekalahan pula sebanyak lebih dari sejuta dollar dalam masa lima hari. Selain kekalahan yang mereka derita mereka juga membelanjakan uangnya secara berhamburan. Mereka itu adalah orang-orang kaya Arab. Morris Jeffer, direktur kasino Hotel Grand memberi komentar, bahwa selama dua belas tahun sejak berdirinya kasino ini, saya sering kali melihat orang-orang yang menghambur-hamburkan uang mereka di tempat ini. Tetapi, tak ada seorang pun di antara mereka yang seperti orang-orang Arab dalam hal berjudi dan menghambur-hamburkan uang”. 
        Apabila kami terangkan kasus-kasus yang menyangkut seluk beluk orang kaya Arab, maka ceritanya akan berkepanjangan. Kami kira hal ini tidak usah diterangkan secara panjang lebar karena semua orang sudah memakluminya. 
        Dalam golongan kelas menengah, gejala penghamburan ini sudah merata pula. Kebanyakan harta mereka dibelanjakan untuk membeli peralatan rumah tangga yang harganya amat mahal, karena kemampuan mereka terbatas terpaksa membelinya dengan cara kredit. Kehidupan masa sekarang telah dipenuhi dengan berbagai macam kemewahan. Akibatnya ialah uang dihambur-hamburkan untuk membeli hal-hal yang tidak perlu. Setiap pemuda sekarang yang hendak melangsungkan perkawinan dibebani syarat-syarat berat dari pihak orang tua calon istri. Sedangkan ia tidak mampu untuk memenuhi permintaannya itu. Dan ibu-ibu rumah tangga, sekarang banyak yang meminta hal-hal di luar kemampuan suami karena terpengaruh oleh tetangga-tetangganya atau memang atas keinginan mereka sendiri. Sehingga timbullah problema-problema sosial. Hal ini terjadi di kala sang suami terpaksa harus menempuh cara lain agar bisa memenuhi permintaan seperti berjudi, menyuap atau terkadang korupsi. Tentu saja hal ini akan menyebabkan rusaknya masyarakat, dan bisa menyeret pelakunya ke meja pengadilan atau diusir dari pekerjaannya. 
        Mengingat akibat-akibatnya yang membahayakan, maka Islam melarang berlebih-lebihan atau menghambur-hamburkan harta di jalan yang tak perlu sekali. 
        Allah telah berfirman : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. 7 : 31). 
        Rasulullah bersabda :
         ان الله كره لكم ثلاثا : قيل وقال, وإضاعة المال وكثرة السؤال (رواه البخارى) 
        “Sesungguhnya Allah tidak menyukai kalian dalam tiga hal : omong kosong, menghambur-hamburkan harta dan banyak bertanya”( Hadits riwayat Bukhari). 
        Islam pun menganggap terlalu boros adalah perbuatan yang berdosa karena akan mengakibatkan ingkar terhadap nikmat Allah, Allah telah berfirman : 
         “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syetan dan syetan itu adalah sangat ingkar terhadap Tuhannya”. (QS. 17 : 27). 
        Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang-orang yang suka menghambur-hamburkan harta adalah saudara syetan. Karena perbuatan memboroskan harta itu adalah ciri khas perbuatan syetan. Oleh karena syetan juga ingkar terhadap Tuhannya, maka orang-orang yang meniru perbuatannya termasuk salah satu di antara mereka. Ayat tadi merupakan kecaman terhadap perbuatan menghambur-hamburkan uang. 
        ::Jangan Pernah Menghamburkan Uang Untuk Hal Yang Gak Penting::

        Minggu, 19 April 2015

        Ketika Wanita Jatuh Cinta, Bagaimana menyatakannya?

         

        Sering kali muncul pertanyaan-pertanyaan dari kaum hawa yaitu jika dia mengagumi seseorang, naksir pada seseorang atau mungkin istilahnya jatuh cinta pada seseorang apa yang mesti dilakukan?

        Ini menjadi kebingungan tersendiri bagi kaum hawa, apalagi laki-laki yang dinaksir tidak kenal  dia sama sekali. Tapi entah kenapa hati berdebar-debar dan jantung berdegup kencang ketika melihat wajahnya, mendengar namanya. Ya, bisa jadi ada yang sampai segitu level lebaynya. Sebenarnya ini tidak masalah, tapi akan menjadi masalah adalah ketika si wanita ini memiliki harapan yang tinggi pada laki-laki tersebut. Berharap laki-laki itu akan datang kerumahnya, menemui orang tuanya, melamarnya hingga mempersuntingnya menjadi istri, tapi pada kenyataannya malah laki-laki itu menikah dengan wanita lain. Kekecewaan, satu rasa yang akan timbul, kecewa ketika cinta bertepuk sebelah tangan, kecewa ketika angan-angan tak menjadi kenyataan.

        Lalu, bagaimana solusinya?, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dahulu. Yang pertama mencari sebab, apa alasan terkuat sehingga bisa kagum dan memiliki rasa yang begitu kuat pada laki-laki tersebut?, apakah karena kegantengan wajahnya, banyaknya harta yang dimiliki?, status keturunan dan keluarga atau karena agamanya, karena ketaatan serta ketakwaannya?. Tanya diri, temukan jawabannya, jika penyebabnya adalah karena harta, wajahnya dan hal-hal semua lainnya maka segeralah beristigfar. Lupakan saja dia.

        Yang kedua mesti diperhatikan adalah apa tujuannya mengaguminya?, apakah ingin pacaran? atau ingin menjadi ayah bagi anak-anakmu kelak. Nah yang ketiga adalah mencocokkan antara penyebab dan tujuannya (baca : niat). Jika penyebabnya adalah karena kamu melihat dalam dirinya ada ketaatan, melekat keimanan dan tertanam ketakwaan yang kuat. Dan kamu merasa ia cocok untuk jadi imammu, ia pantas untuk menjadi ayah bagi anak-anakmu. Maka sampaikanlah padanya.

        Bundanya para muslimah, Khadijah R.A memilih Muhammad (Waktu itu belum jadi rasul) sebagai pendamping hidupnya, khadijahlah yang mendatangi muhammad dan memintanya untuk menikahi beliau. Sebuah teladan mulia bagi muslimah sampai akhir zaman kalau tidak ada salahnya jika seorang wanita yang menyampaikan niat baiknya dan meminta seorang laki-laki untuk menikahinya. Namun pada saat sekarang hal ini seolah-olah jadi tabu, suatu hal yang memalukan jika wanita yang menyatakan hal itu pada laki-laki, gengi kalau wanita yang lebih duluan menyatakannya. Padahal sudah dicontohkan oleh bundanya para muslimah Khadijah r.a

        Menyampaikan lansung sendiri mungkin ada rasa sungkan dan malu, maka sebagai wasilah bisa melalui perantara untuk menyampaikannya pada laki-laki yang dikagumi. Bisa meminta ayah kita lansung untuk menyampaikan, teman, saudara. Tapi perlu diingat hal ini hanya boleh dilakukan jika sudah benar-benar siap menikah, jadi bukan untuk pacaran, teman tapi mesra, hubungan tanpa status atau apalah itu hubungan-hubungan yang bernilai maksiat lainnya.

        sumber: http://www.elmina-id.com/ketika-wanita-jatuh-cinta-bagaimana-menyatakannya/

        ::Ketika Wanita Jatuh Cinta, Bagaimana menyatakannya?::

         Saat Hidup Tak Sesuai Harapan

         

        Oleh: Jamil Azzaini, Inspirator Sukses Mulia

        PERJALANAN hidup terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Berbagai teori dan prinsip pengembangan diri sudah dijalankan, namun terkadang kehidupan yang kita impikan terasa masih jauh untuk dinikmati. Berbagai training motivasi sudah dihadiri, namun kehidupan yang sesuai harapan tak juga kunjung datang.

        Apabila hal ini terjadi, saatnya kita introspeksi. Mungkin ini cara Allah mengingatkan agar kita tidak lupa diri. Agar kita terhindar dari malapetaka yang jauh lebih besar. Malapetaka kesombongan. Malapetaka merasa hebat sehingga tidak memerlukan Allah lagi dalam kehidupan.

        Mungkin ini juga cara Allah untuk membersihkan dosa-dosa kita di masa lalu. Saat saya belajar di pesantren dulu, guru saya pernah berkata, “Jika Allah mencintai hamba-Nya, maka hukuman atas kesalahan hamba-Nya tersebut akan dilakukan saat ia masih hidup sehingga timbangan amalnya kelak lebih berat kepada kebaikan. Dengan cara ini, sang hamba tidak perlu merasakan siksa neraka.”

        Oleh karena itu, saat hidup tidak sesuai harapan. Karir tak kunjung naik. Bisnis tidak memberikan keuntungan yang besar atau bahkan selalu bangkrut. Kehidupan sehari-hari banyak hambatan. Kerja kerasnya tak jua berbuah keberlimpahan. Bersegeralah berlari mendekat kepada-Nya. Mohon ampun atas semua salah, alpa dan maksiat yang pernah kita lakukan.

        Segera pula mawas diri untuk memperbaiki setiap ucap dan laku yang selama ini kita jalani. Kembali meluruskan niat bahwa apapun yang kita lakukan hanya untuk mengumpulkan bekal menuju kehidupan yang kekal. Jauhi kesibukan semu, “sibuk for nothing”. Kesibukan yang tidak berbuah dan kesibukan yang tidak bernilai ibadah. Sungguh merugikan…
        Salam SuksesMulia!

        Sumber: www.jamilazzaini.com